Selama lebih dari setahun terakhir, tidak diragukan lagi bahwa dunia telah mengalami perubahan besar-besaran terutama dalam bagaimana cara komunitas berinteraksi satu dengan yang lainnya. Epidemi COVID-19 telah mempersulit banyak industri, termasuk dalam hal ini industri desain grafis. Banyak orang di bidang ini dengan cepat menyadari bahwa mereka harus melakukan lebih banyak terobosan dan merubah pendekatan lama dengan yang lebih berfokus pada penggunaan teknologi baru dan modern.
Meskipun berbagai hal mengalami perlambatan luar biasa di saat-saat seperti ini, tampaknya para pelaku industri desain telah menyiapkan diri dengan pengoptimalan perangkat teknologi digital yang mampu menyingkirkan hambatan-hambatan yang ada.
Berikut adalah beberapa tren perkembangan teknologi desain grafis yang paling diperhatikan oleh para desainer:
Artificial Intelligence / AI
Salah satu alat desain digital masa depan yang patut diperhatikan adalah Artificial Intelligence. Tentu saja, di sini kita berada di dekade kedua abad ke-21, jadi tidak mengherankan jika Artificial Intelligence (AI) terus merambah ke berbagai bagian kehidupan kita sehari-hari.
Industri desain grafis tidak mau ketinggalan. Dengan teknologi berbasis AI, para pengembang merancang perangkat lunak yang akan membantu membuat hidup kita sehari-hari lebih mudah dan efisien. Hal ini tentunya juga akan membuka banyak peluang sekaligus tantangan baru, membuat proses yang biasanya membosankan menjadi lebih cepat dan "enjoyable", dan membantu setiap pelanggan memiliki pengalaman yang jauh lebih nyaman dan menyenangkan.
Memang, jika Anda diberikan kemampuan untuk mengadopsi teknologi AI dalam menyelesaikan pekerjaan Anda, tentunya ini akan membantu membebaskan Anda dari rutinitas yang begitu kompleks dan seperti tiada habisnya. Anda bisa serahkan semua pekerjaan yang menyibukkan tersebut ke sistem AI yang terintegrasi dan bisa Anda kendalikan dari mana saja. Tentu saja, hal ini juga akan menghadirkan pro-kontra, terlebih dengan fakta bahwa kemungkinan beberapa tenaga ahli yang biasa mengerjakan perkerjaan tertentu bisa kehilangan pekerjaannya dan digantikan dengan mesin berbasis teknologi AI.
Hingga saat ini, kami mencatat sudah ada beberapa daftar perusahaan yang menawarkan opsi layanannya dengan teknologi AI. Seperti Jimdo misalnya, perusahaan "website builder" yang bermarkas di Hamburg, Jerman ini, menawarkan Jimdo Dolphin sebagai platform desain situs web berbasis AI.
Physical Immersion
Hal menarik lainnya dari pemanfaatan AI adalah kenyataan bahwa teknologi ini dapat membantu Anda menjelajahi dunia digital berdasarkan pengalaman langsung sang pengguna. Tentunya hal ini akan membawa cakrawala baru pada istilah "menjangkau pelanggan". Karena faktanya, dengan teknologi ini akan memungkinkan pelanggan potensial menjalani aspek pemasaran yang sepenuhnya interaktif.
Jika anda tahu teknologi virtual reality (VR), itu baru tahap permulaan. Sebaliknya, teknologi physical immersion ini membuatnya selangkah lebih maju, dengan munculnya daftar lengkap "perangkat virtual yang dapat dikenakan". Apalagi, selain virtual reality, akan ada konsep lain yang disebut "parallel reality", yang bisa membuat beberapa orang yang berbeda memiliki kemampuan untuk melihat atau mengalami sesuatu secara berbeda terhadap satu objek maupun dalam satu momen yang sama.
Desain Sensorik
Yang terakhir, sensory design / desain sensorik yang akan mengambil satu langkah lebih jauh. Konsep ini sebenarnya sudah lama dikenal. Teknologinya berusaha untuk memperluas konsep dasar pengalaman pengguna dari yang awalnya sekedar melihat dan menyentuh, dengan kemudian memberikan pengguna kemampuan untuk mencium, mengecap dan merasakan dengan seluruh indera yang dimiliki. Disebut "synesthetic feedback", teknologi futuristik ini akan memungkinkan pengguna memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang jauh melebihi apa yang pernah kita bayangkan sebelumnya, seperti "mendengarkan warna" atau "mencicipi suara". Ya, anda tidak salah baca, perangkat dengan teknologi ini bahkan akan bisa merasakan atau merespon perasaan penggunanya.
Pada dasarnya, para pengembang teknologi digital, termasuk industri desain grafis ingin membuat fitur desain yang lebih personal, emosional, dan bahkan serebral. Teknologi desain grafis jenis ini sudah memiliki nama. Dengan menyebut dirinya sebagai "neurotic networks / jaringan neurotik", fungsi desain ini akan membantu perancang meniru kerja otak kita dalam hal desain produk. Mereka bahkan dapat mengukur dan meneliti teknologi desain ini dengan sistem Electroencephalography (EEG), sebuah alat atau metode dalam pemantauan elektrofisiologi untuk mencatat aktivitas listrik di otak.
Saya rasa inilah saatnya kita melangkah ke puncak peradaban teknologi digital yang tanpa batas. Keindahan dari semua teknologi ini adalah bahwa ada banyak tren di masa lalu yang walaupun mulai ditinggalkan namun akan tetap bertahan. Hal-hal seperti perangkat keras berbentuk portabel yang terlihat pada produk Apple Pen mungkin masih akan terus berlanjut. Ketika kita kaitkan dengan desain grafis, pasti tidak ada yang meragukan fakta bahwa zaman sekarang adalah waktu yang tepat untuk kita hidup dan menikmati kemajuan teknologi yang ada.
No comments:
Post a Comment