02 April 2021

Redesain Logo, Identitas Brand dan Manfaatnya Bagi Bisnis Anda

Logo dan branding desain untuk bisnis ukm


Branding adalah bagian penting dari identitas bisnis yang berhadapan secara langsung dengan konsumen. Tidak ada aspek branding yang lebih terlihat atau langsung dikenali selain logo perusahaan. Mengingat logo merupakan bagian yang paling menonjol, seberapa signifikan pengaruh upaya rebranding termasuk redesain logo suatu perusahaan? Bagaimana seharusnya bisnis bisa mengubah merek dengan cara yang tepat, daripada membingungkan atau mengecewakan audiens mereka?


Dalam studi yang dilakukan oleh lembaga riset marketing yang berbasis di Chicago, C + R Research  meneliti beberapa merek besar dan bagaimana logo mereka berubah dalam kaitannya dengan pendapatan mereka dari waktu ke waktu. Hasilnya menjelaskan desain logo perusahaan dan manfaat serta risiko rebranding terhadap bisnis mereka . Perusahaan raksasa seperti Starbucks, Apple, Amazon dan Levi's semuanya telah mengambil pendekatan berbeda untuk mendesain ulang logo dan mengubah identitas merek sepanjang sejarah mereka. Pengalaman rebranding raksasa industri ini menyimpan pelajaran berharga bagi bisnis kecil yang mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama.



Starbucks

Starbucks, kedai kopi asal Amerika yang telah mendunia dan kini tersedia hampir di seluruh kota besar dunia, didirikan pada tahun 1971 dengan versi retro berwarna coklat dari logo melingkar yang sekarang terkenal. Starbucks pertama kali menambahkan skema warna hijau dan putih pada tahun 1987, kemudian memperbaruinya dengan gaya yang lebih ramping pada tahun 1992.


Pada tahun 2011, Starbucks memutuskan untuk menghapus teks - yang bertuliskan "Starbucks Coffee" - dari seluruh desain logonya, menyisakan hanya gambar putri duyung di bagian tengah. Setiap perubahan yang dibuat merupakan iterasi baru dari logo yang sama, dengan sedikit perubahan, seringkali ke arah gaya yang lebih ramping dan lebih minimalis.


Apple

Didirikan pada tahun 1976, Apple diluncurkan dengan logo yang sangat berbeda dari yang kita kenal dan yang dibanggakannya saat ini. Tahun berikutnya, Apple mengalami desain ulang drastis yang memperkenalkan logo Apple pertama, dengan skema warna pelangi. Pada tahun 1998, Apple meluncurkan dua logo baru berdasarkan gambar yang sama: satu dengan warna hitam dan yang lainnya dengan warna biru muda. Pada tahun 2001, logo krom Apple memulai debutnya. Kemudian setelah perusahaan ini mulai merasakan adanya peningkatan dalam penjualan, pada tahun 2007, mereka meluncurkan logo Apple krom lainnya, dengan sentuhan akhir baru yang berkilau.


Akhirnya, perusahaan inipun memperkenalkan iterasi baru dari logo Apple berwarna hitam yang lebih sederhana, yang masih digunakannya sampai sekarang. Desain ulang logo Apple hampir selalu tampak bergerak maju menuju perasaan futuristik atau canggih dan cenderung minimalistik. Upaya semacam ini tentu saja akan berguna bagi merek perusahaan teknologi besar.


Amazon

Setelah diluncurkan pertama kali pada tahun 1994, Amazon mengganti desain mereknya pada tahun 1997 dengan dua logo baru, salah satunya akan berfungsi sebagai basis untuk website amazon.com dengan pencitraan modernnya. Satu tahun kemudian, perusahaan inipun mengembangkan dua logo yang berbeda. Akhirnya, pada tahun 2000, Amazon berganti logo lagi, yang akhirnya terus digunakan untuk jangka panjang.


Amazon telah mengembangkan brandnya di sekitar satu gambar setelah mengulangi enam desain logo terpisah dalam enam tahun pertama keberadaannya. Yang penting, Amazon dimulai sebagai penjual buku, kemudian berkembang menjadi "buku, film, dan lainnya," dan sekarang tampaknya memiliki andil dalam segala hal. Merupakan hal yang umum bagi perusahaan untuk mengubah branding mereka ketika model bisnis berubah atau berkembang.


Levi's

Levi's dikenal dengan satu produk utama: jeans. Perusahaan denim terkenal ini didirikan pada tahun 1853 dan hanya sekali mengubah logonya - pada tahun 1936, menjadi citra Levi's merah dan putih saat ini. Merek tersebut telah menggunakan logo yang sama sejak saat itu.


Dengan nama ikonik - Levi Strauss - melekat pada produknya yang mudah dikenali, ada baiknya bertanya apakah Levi's benar-benar membutuhkan banyak desain ulang logo selain logo sederhana mereka yang mudah dikenali yang dirancang di tahun 30-an.


Pelajaran apa yang diajarkan merek-merek ini kepada kita?

Sementara studi tersebut menemukan bahwa pendapatan setiap perusahaan terkadang berfluktuasi sekitar waktu perubahan logo, namun tidak ada korelasi langsung dan konsisten. Kondisi aktual saat proses desain ulang terhadap produk dan layanan sebenarnya mungkin lebih penting.


Satu hal yang bisa dikonfirmasi dari analisis ini adalah bahwa banyak praktisi pemasaran yang resah tentang hubungan antara estetika branding dengan pendapatan mungkin harus mengalihkan perhatian mereka ke hal lain yang lebih mendasar. Tidak ada korelasi yang menunjukkan logo berbeda menghasilkan lebih banyak atau lebih sedikit penjualan. 


Pola paling menarik yang kami catat adalah bahwa banyak merek besar, terutama merek teknologi, seringkali mempermasalahkan desain logo mereka di awal berdirinya, lalu segera setelah lepas landas dan mengalami pertumbuhan yang luar biasa, mereka akhirnya bisa menerima logo yang sudah ada dan membiarkannya apa adanya. Jika ada perubahan, mungkin hanya detail tertentu yang tidak merubah keseluruhan logonya. Amazon, Microsoft, dan Twitter adalah contoh tepat dari pilihan untuk redesain logo.


Kapan Anda harus mengganti logo Anda?

  • Gaya logo Anda sudah usang.
  • Perusahaan Anda sedang memperluas lini produknya.
  • Merger atau penggabungan perusahaan.
  • Anda ingin mengurangi asosiasi negatif dengan merek yang sudah ada.
  • Merek tersebut telah mengglobal, membuat bahasa menjadi kurang relevan.


Apa risiko dalam mendesain ulang logo?

  • Jika konsumen terlanjur terikat dengan logo yang ada, desain ulang dapat menjadi bumerang dan merugikan penjualan.
  • Mencari umpan balik sebelum diluncurkan, misalnya, dapat mengungkap kelemahan dalam desain ulang.
  • Perubahan tidak selalu berarti kemajuan.


Apa reaksi konsumen terhadap sebuah logo?

Logo yang paling efektif adalah yang sederhana, tanpa harus disertai dengan penjelasan dan minimalis namun bisa menjabarkan identitas bisnis yang diwakilinya beserta karakter yang ingin ditonjolkan. Kami menyarankan bisnis untuk menjaga logo tetap konsisten, sederhana, dan mudah diingat.


Apakah Anda memulai desain logo dari awal atau hanya ingin merefresh tampilan logo Anda, pikirkan baik-baik tentang warna, bentuk, pola, komposisi dan font yang Anda gunakan dan emosi yang mereka ciptakan di sekitar brand Anda. Jika ada ketidaksesuaian antara identitas, nilai dan karakter perusahaan dengan logo Anda, hal itu sedikit banyak dapat berdampak pada pemasaran produk dan layanan Anda dan mungkin bahkan akan membingungkan bagi konsumen.


Berikut ini sedikit wawasan tentang berbagai elemen utama dalam sebuah logo dan apa yang masing-masing elemen tersebut dapat sampaikan kepada konsumen. 


Warna

Psikologi warna memainkan peran besar dalam pesan yang dikirimkan logo Anda dan cara pesan tersebut diinterpretasikan oleh konsumen. Apa yang dicitrakan oleh warna logo Anda tentang brandAnda? Emosi apa yang ditimbulkan oleh warna yang Anda terapkan? Penelitian yang dilakukan oleh 99designs  menunjukkan bahwa konsumen mengasosiasikan warna-warna hangat seperti merah dan oranye dengan gairah, semangat, dan energi, sedangkan warna-warna sejuk seperti biru dan hijau dikaitkan dengan stabilitas, ketenangan, penyegaran, dan alam.


Bentuk dan Garis

Bentuk logo memiliki arti lebih dari yang Anda kira. Mereka dapat meningkatkan arti branding Anda secara keseluruhan dan memberikan wawasan lebih jauh tentang identitas dan pesan emosional bisnis Anda.


Desain melingkar  dapat menyampaikan gagasan tentang kepositifan, daya tahan, komunitas, dan bahkan feminitas (misalnya, World Wildlife Fund, Chanel).

Desain persegi  atau yang menggunakan tepi tajam dan keras berkonotasi dengan pesan keseimbangan, simetri, kekuatan, profesionalisme, dan efisiensi (misalnya, Adobe, National Geographic).

Segitiga  mengkomunikasikan pesan yang dimaksudkan untuk menjadi maskulin, kuat, ilmiah, legal atau bahkan religius (misalnya, Adidas, Google Play).

Garis horizontal  menyampaikan emosi yang terkait dengan ketenangan dan komunitas.

Garis vertikal  lebih terkait dengan kekuatan, agresi, dan maskulinitas.


Font

Sama seperti warna, font menjadi bagian utama pengenal merek Anda dan berperilaku mirip dengan bentuk. Pesan apa yang dibawa atau diungkapkan font Anda tentang merek Anda? 


Font bersudut  dapat mengungkapkan identitas merek Anda sebagai dinamis dan tegas, sementara tipografi yang lebih lembut dan bulat terlihat muda dan lembut.

Huruf tebal  lebih maskulin, sedangkan huruf kursif lebih feminin.

Penggunaan satu jenis font dalam logo sebenarnya sangatlah ideal, dan sebaiknya tidak mencampur lebih dari dua jenis font dalam satu desain. Apapun pilihan Anda, hasil akhirnya harus jelas dan mudah dibaca.



No comments:

Post a Comment

Bisnis

Tekno

Lifestyle

Let's stay updated!

Get our latest articles in your inbox for free.

Delivered by Google FeedBurner